Apakah Pahala Puasa Setiap Orang Sama?

Allah akan selalu memberikan imbalan bagi setiap hambaNya yang menjalankan Ibadah kepadaNya berupa pahala. Pahala sendiri diberikan oleh Allah kepada Muslim sesuai dengan tingkat kesulitan yang harus ditempuh beserta tingkat keikhlasan yang dimiliki oleh seorang Muslim dalam menjalankan Ibadah, begitu juga halnya dengan Ibadah Shaum.
Keadaan pribadi setiap orang dalam ibadah membawa perbedaan nilai di sisi Allah.
lni disebut oleh para ulama ushul seperti Al Imam ‘Izzuddin ‘Abdus Salam (meninggal 660 H) dalam Qawa’id al-Ahkam. Beliau menjelaskan, perbedaan pahala dua amalan yang serupa itu bukanlah perbedaan pahala amalan itu sendiri, sebaliknya tambahan pahala itu diperolehi disebabkan kesusahan yang ditanggung. Beliau membuat contoh seseorang yang mandi wajib pada musim dingin dan seorang yang mandi wajib pada musim panas. Dari segi mandi, keduanya mendapat pahala yang sama disebabkan sifat mandi itu dari sudut syarat, rukun dan sunnahnya itu sama. Namun yang mandi pada musim dingin mendapat pahala lebih disebabkan beban yang lebih berat yang terpaksa ditanggung.

Bukannya perbedaan pahala itu pada mandi tersebut, tetapi kepada beban sampingan yang terpaksa ditanggung. Demikianlah kata beliau mengenai mereka yang pergi ke masjid, haji, jihad dan seumpamanya. Pahala diberikan bukan kerana perbedaan tujuan, tetapi karena perbedaan jalan yang terpaksa ditempuh.
Begitulah puasa, walaupun dari segi puasa, tujuan sama. Juga syarat, rukun dan sunnahnya yang dilaksanakan itu sama. Namun, pahala berbeda bukan disebabkan perbedaan pahala puasa, tetapi perbedaan beban yang ditanggung oleh seseorang yang melaksanakan tanggungjawab tersebut. Maka, kita hendaklah tahu bahwa setiap kesusahan yang ditanggung oleh pengamal ibadah itu, ada hitungan pahala di sisi Allah. Tiada siapa yang pernah Allah rugikan amalan baiknya. Ini seperti yang Allah tegaskan dalam al-Quran:  

“Dan sabarlah, karena sesungguhnya Allah tidak akan menghilangkan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan.” (Surah Hud, ayat 115)

Keadilan Allah dalam hal ini menjadikan setiap hamba itu mendapat ruangan rahmat yang tersendiri. Seorang yang berpuasa dengan penuh kepayahan disebabkan tugasan harian yang berat, tentu mendapat pahala yang lebih dari seorang yang duduk beristirahat di kantor yang nyaman, ataupun dalam rumah yang berhawa dingin. Seorang yang bersusah payah mendapatkan sesuap makanan untuk berbuka puasa, ataupun menjamu orang berbuka puasa tentu mendapat pahala tambahan melebihi mereka yang mewah harta dalam berbuka puasa ataupun menjamu orang berbuka puasa.

Demikian seorang yang berpuasa dalam suasana penuh cobaan seperti cobaan di tempat kerja yang di kelilingi mereka yang tidak berpuasa ataupun di negeri yang suasana amat menantang untuk berpuasa. Berpuasa pada hari yang panas lebih berat dari berpuasa pada hari yang sejuk. Maka, pahala tambahan atas beban puasa juga diperoleh pada orang tersebut. Seseorang yang ditantang perasaannya oleh pihak tertentu pada hari dia berpuasa, tetapi dia sabar demi menjaga puasa tentu mendapat pahala yang lebih dibanding mereka yang puasa dalam keadaan tenang dan nyaman. Semua hal tersebut ada hitungannya di sisi Allah. Maka seseorang hamba Allah hendaklah tahu bahaa Allah tidak pernah mensia-siakan apa saja pengorbanan karena-Nya.





Post a Comment

Lebih baru Lebih lama